99 Cahaya Dilangit Eropa
Hanum Rais
Gramedia Pustaka Utama
|
Aku mengucek-ucek mata. Lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus itu
terlihat biasa saja. Jika sedikit lagi saja hidungku menyentuh
permukaan lukisan.
alarm di Museum Louvre akan berdering-dering. Aku menyerah. Aku tidak bisa menemukan apa yang aneh pada lukisan itu. ‘’Percaya atau tidak, pinggiran hijab Bunda Maria itu bertahtakan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah, Hanum,’’ ungkap Marion akhirnya.
permukaan lukisan.
alarm di Museum Louvre akan berdering-dering. Aku menyerah. Aku tidak bisa menemukan apa yang aneh pada lukisan itu. ‘’Percaya atau tidak, pinggiran hijab Bunda Maria itu bertahtakan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah, Hanum,’’ ungkap Marion akhirnya.
***
Apa yang Anda bayangkan jika mendengar “Eropa”? Eiffel? Colosseum? San Siro? Atau Tembok Berlin?
Bagi saya, Eropa adalah sejuta misteri tentang sebuah peradaban yang
sangat luhur, peradaban keyakinan saya, Islam. Buku ini bercerita
tentang perjalanan sebuah “pencarian”. Pencarian 99 cahaya kesempurnaan
yang pernah dipancarkan Islam di benua ini.
Dalam perjalanan itu saya bertemu dengan orang-orang yang mengajari
saya, apa itu Islam rahmatan lil alamin. Perjalanan yang mempertemukan
saya dengan para pahlawan Islam pada masa lalu. Perjalanan yang
merengkuh dan mendamaikan kalbu dan keberadaan diri saya.
Pada akhirnya, di buku ini Anda akan menemukan bahwa Eropa tak sekadar Eiffel atau Colosseum. Lebih…sungguh lebih daripada itu.
“Buku ini berhasil memaparkan secara menarik betapa pertautan Islam
di Eropa sudah berlangsung sangat lama dan menyentuh berbagai bidang
peradaban. Cara menyampaikannya sangat jelas, ringan, runut, dan lancar
mengalir. Selamat!” –M. Amien Rais (Ayahanda Penulis)
“Pengalaman Hanum sebagai jurnalis membuat novel perjalanan sekaligus
sejarah ini mengalir lincah dan indah. Kehidupannya di luar negeri dan
interaksinya dengan realitas sekulerisme membuatnya mampu bertutur dan
berpikir ‘out of the box’ tanpa mengurangi esensi Islam sebagai rahmatan
lil alamin.”–Najwa Shihab (Jurnalis dan Host Program Mata Najwa, Metro TV)
“Karya ini penuh nuansa dan gemuruh perjalanan sejarah peradaban
Islam Eropa, baik pada masa silam yang jauh maupun pada masa sekarang,
ketika Islam dan Muslim berhadapan dengan realitas kian sulit di Eropa.”–Azyumardi Azra (Guru Besar Sejarah, Direktur Sekolah Pascasarjana UIN, Jakarta)
“Hanum mampu merangkai kepingan mosaik tentang kebesaran Islam di
Eropa beberapa abad lalu. Lebih jauh lagi, melihat nilai-nilai Islam
dalam kehidupan Eropa. Islam dan Eropa sering ditempatkan dalam stigma
‘berhadapan’, sudah saatnya ditempatkan dalam kerangka stigma ‘saling
menguatkan’.”–Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina dan Ketua Indonesia Mengajar)
filmnya membuat aku penasaran akan novelnya :-)
BalasHapusDear Wieka, Novelnya lebih kece daripada filmnya, lho :)
BalasHapus