sms atau whatsapp Vito Buku 085721490923 / 082119305818
Harga :Rp. 30.000,-
Masih banyak diantara kita yang masih menilai bahwa ilmu Psikologi
adalah mata pelajaran yang bersifat empirik. Dengan kata lain semua
penjabaran dan penjelasan dibalik teori yang diterima haruslah didasari
pada vadilasi metode ilmiah yang baku, dimana korelasi dan variablenya
haruslah terukur serta tertata. Dengan demikian fokus dari bidang ini
berada pada tingkat kesadaran manusia (consious), sehingga ketika kita
membahas dibawah kesadaran manusia (subconsious) akan menjadi sulit di
diterima oleh masyarakat luas.
Walau sebagian pakar psikologi seperti Freud dan Jung membahas
tentang pikiran bawah sadar. Namun ketika teori-teori tersebut dibahas,
hampir selalu ada catatan diakhirnya karna memiliki kelemahan dalam
pembuktian empiris, dimana dalam pembahasannya berhubungan dengan
pikiran bawah sadar. Sementara disisi lain minat akan teori ekplorasi
bawah sadar sangatlah meluas, terutama kajian-kajian teori Jung dengan
fenomena Tao, I-Ching bahkan Tarot.
Untuk mengkaji salah satu bahasan Jung, maka Tarot dapat digunakan
sebagai media untuk melihat, mengenali dan menganalisa dalam pendekatan
proses konseling. Dan bila terlatih dapat membantu klien menemukan
jati-dirinya melalui pembacaan kartu Tarot.
Saya memulai tulisan ini dengan: “Apa Tarot Psikologi Tarot itu ?”.
dan ; “Apa yang bisa menghubungkan ekspolasi bawah sadar dengan
konseling-konseling kepribadian ?”. Didalam kehidupan manusia kita tentu
mengenal pola depresi, tertekan dan stres, dimana pikiran bawah sadar
menunjukkan eksistensi pengaruhnya untuk menekan pikiran sadar manusia.
Adalah Sigmund Freud, sebagai peletak ilmu jiwa dan tinjauan
psikoanalisa yang menguraikan tentang bawah sadar sebagai sesuatu yang
personal atau ketidak-sadaran personal. Tetapi disisi lain kita juga
mengenal bawah sadar atau ketidak-sadaran kolektif yang dipaparkan oleh
Carl Gustav Jung.
Jung meyakini bahwa semua jiwa manusia terhubung dengan
ketidak-sadaran kolektif. Dan ini memiliki kekuatan tersendiri dalam
pola-pola kehidupan sepanjang masa, sehingga kita diajarkan untuk
melihat peran kita dan terus berupaya untuk mencapai hasil serta
melepaskan hal-hal yang tidak menguntungkan. Dengan demikian kita segera
memasuki kesadaran pada ketidak-sadaran untuk bisa mencapai pemahaman
atas diri kita sendiri yaitu, dengan mempertimbangkan hukum sebab
akibat.
Jadi, sama saja ketika kita mempelajari kartu Rorschach dalam mata
kuliah Psikologi dan mewacanakannya maka, seperti itulah tentang kartu
Tarot diapresiasikan, walau memang ada perbedaan dalam kualifikasinya.
Sama halnya dengan adanya perbedaan kualifikasi antara penguasaan
Rorschach terhadap TAT, Wartegg, DAM, BAUM dan alat test gambar lainnya.
Sehingga pemahaman terhadap Tarot dapat dibuktikan dengan konsep-konsep
keilmiahan yang seharusnya kita pahami sebagai bagian dari ilmu
kejiwaan, walau kita masih membutuhkan kajian dan penelitian yang lebih
mendalam lagi.
Selanjutnya, saya menjabarkan kembali bahwa Kartu Tarot berjumlah
seluruhnya sebanyak 78 kartu yang dibagi menjadi dua bagian utama: yaitu
Arcana Mayor dan Arcana Minor (Arcana diambil dari kata Arcanum yang
berarti “rahasia yang mendalam.” . Mayor berarti besar sedangkan Minor
berarti kecil). Arcanum itu adalah sebuah konsep tentang kerahasiaan
alam, oleh karena itu dalam Tarot bisa diistilahkan memasuki dunia
kerahasiaan alam semesta dan menjelaskan kembali konsep-konsep
‘kerahasiaan’ tersebut dengan logika.
Sementara Arcana Mayor berjumlah 22 kartu yang dimulai dari tulisan
angka 0 sampai 21, selalu diberi judul mulai dari ‘si Dungu’, ‘sang
Pesulap’ sampai ‘Bumi’. Kartu ini pada umumnya bergambar representasi
sebuah kekuatan kosmik seperti Maut, Keadilan, Kekuatan, dan seterusnya,
serta berisi pola dasar simbolisme berbagai sikap. kepribadian,
karakter atau opsesi. Sedangkan 56 kartu Arcana Minor dibagi dibagi
menjadi 16 kartu Pengadilan / Kerajaan yang terdiri dari seorang Raja,
seorang Ratu, seorang Perwira, dan Pembantu untuk masing-masing
komponen. Dari 56 kartu Arcana Minor terbagi juga pada 4 bagian utama
dengan simbol Pedang, Tongkat, Koin dan Piala, sedangkan lainnya hanya
diberi tanda nomor dari 10 sampai kartu As (satu) pada masing-masing
komponen pula.
Kartu Pedang merupakan simbol pikiran-pikiran, ide-ide,
keyakinan-keyakinan kita dan bila diihubungkan dengan psikologi Jung,
kartu Pedang mewakili tipe pikiran (thinking). Kartu Cawan mewakili
perasaan-perasaan dan emosi-emosi kita, pada psikologi Jung, ia
merupakan tipe perasaan (feeling). Kartu Tongkat merupakan simbol
intuisi, bakat, daya hidup, kehendak kita.dan
ini dalam psikologi Jung merupakan tipe intuisi (intuiting). Kartu Koin
menyimbolkan kehidupan praktis kita sehari-hari, yang oleh psikologi
Jung adalah penginderaan kita (sensing).
Penggunaan Tarot bukanlah menggunakan prinsip random, tetapi
menggunakan asas Sinkronisitas (Synchonicity). Sinkronisitas
mengendalilkan bahwa segala sesuatu sangat berhubungan dengan sesuatu
yang lain, karna dengan adanya koneksi di dalam ketidak-sadaran
kolektif. Sehingga ketika kita memainkan peranan sebagai pewacana Tarot
dan mengeksplorasi pikiran bawah sadar sebenarnya kita melakukan
interaksi melalui ketidak-sadaran kolektif, dengan demikian apa yang
muncul dalam bentuk gambar kartu bukanlah sebuah kebetulan, tetapi
sebuah konsep ketidak-sadaran kolektif dari cerita, legenda dan kisah
terdahulu. Maka tidak heran saya sering menerima pertanyaan : “ Kok, tau
apa yang sedang saya (klien) rasakan ?”. Ya, sesungguhnya synchronicity
itu ada dan kartu tarot secara akurat memotret psike kita meskipun kita
tidak dapat melihat hubungannya.
Hubungan konseling Tarot Psikologi dengan Hypnosis Terapan
Bagaimana pola konseling dengan Tarot sebagai media mencari akar
masalah, menganalisa dan memberikan perpektif tindakan dengan Hypnosis
sebagai pola penyembuhan dan therapy ?. Maka saya memberikan pemahaman
bahwa sesungguhnya antar Tarot dan Hypnosis memiliki pola yang sama
yaitu memampuan kita mengeksplorasi pikiran bawah sadar (subconciuous),
hanya berbeda dalam teknik dan penjabarannya. Bila Tarot dipergunakan
untuk media mengungkap “sesuatu” yang ada dalam diri kita, sedangkan
Hypnosis lebih pada sebuah tindakan (terapan) untuk menjadikan kita
(klien) bahagia, termotivasi, siap menghadapi tantangan hidup dll.
Dalam penjabaran selanjutnya saya juga menulis, bagaimana pola dan
cara kerja hypnosis sebagai bagian terapinya. Mulai dari Pre Induksi,
Tes Sugestivitas, Induksi, dan Awakening. Walau tidak selengkap ketika
kita belajar Seni Hypnosis secara menyeluruh, tetapi setidak-tidaknya
saya mengambil bagian penting untuk pola yang disesuaikan dengan simbol
Tarot yang nantinya menjadi pokok bahasan pada proses terapi
selanjutnya.
Penutup
Pada bab-bab terakhir dari buku : TAROT PSIKOLOGI – menemukan jati
diri, konseling dan Hypnosis Terapan, dimana saya telah memperkenalkan
sisi lain dari pola konseling-konseling Tarot dan Hypnosis yang sering
saya lakukan. Maka saya juga menulis skrip Hypnosis dan beberapa teknik
tebaran kartu Tarot sebagai alat bantu menemukan diri (self) dengan
menggunakan panduan psikologi’
Bagi mereka yang berminat untuk mempelajari dan menjelajah alam ketidak-sadaran manusia, yang selama ini di Indonesia tampaknya kurang menimbulkan minat, semoga buku ini dapat menjadi pemicu untuk mempelajari fenomena ini lebih jauh. Bagi yang meragukan kebenaran empirisnya, buku ini juga dapat dianggap sebagai perangsang dan pemicu untuk mengadakan studi lebih jauh dengan melibatkan berbagai variabel psikologis lain yang kita duga memiliki kaitan-kaitan dengannya.
Bagi mereka yang berminat untuk mempelajari dan menjelajah alam ketidak-sadaran manusia, yang selama ini di Indonesia tampaknya kurang menimbulkan minat, semoga buku ini dapat menjadi pemicu untuk mempelajari fenomena ini lebih jauh. Bagi yang meragukan kebenaran empirisnya, buku ini juga dapat dianggap sebagai perangsang dan pemicu untuk mengadakan studi lebih jauh dengan melibatkan berbagai variabel psikologis lain yang kita duga memiliki kaitan-kaitan dengannya.
Bagi mereka yang awam dengan kartu Tarot, tetap dapat menggunakannya
setelah mengetahui dan mempelajari pola kerjanya. Pengetahuan dalam buku
ini, selain dapat digunakan untuk pengembangan diri pribadi, juga dapat
dipakai untuk membantu yang lain yang membutuhkannya melalui proses
konseling Tarot dan Hypnosis. Kunci ketrampilan menggunakannya terletak
pada jam terbang seseorang dalam mempraktekkan penggunaan kartu ini
berikut penguasaan materi mengenai arti dari tiap-tiap kartu yang
muncul. Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan keberanian untuk
memulainya.
Semoga buku dan tulisan ini membawa pesan bahwa penemuan self (diri
sendiri) akan makin meluaskan kesadaran seseorang, membawanya pada
pertumbuhan spiritual yang lebih tinggi, serta sekaligus membuatnya
dapat mengintegrasikan berbagai self yang saling bertentangan, kekuatan
dan kelemahannya, aspek positif dan negatifnya, aspek diri maskulin dan
femininnya. Semoga pula buku ini memberikan aspek positif bagi
pertumbuhan diri seseorang secara utuh dan memberikan “cap” yang
obyektif terhadap hadirnya ilmu Tarot dan Hypnosis.
REVIEW
Awal mula aku tertarik dengan tarot, ketika itu aku jalan-jalan ke suatu pusat perbelanjaan, dan bertemu dengan satu stan tarot. Aku liat dari design stan, alat-alat yang dipake sampe pewacana tarot yang sangat menarik. Dari situ lah akhirnya aku mulai cari-cari tentang seluk beluk tarot itu sendiri. Awalnya aku pikir tarot lebih menggunakan ilmu klenik yang berbau mistis, tapi setelah banyak baca buku dan aku menemukan satu buku yang menarik dengan judul “psikologi tarot”. Aku telah membaca buku ini dan sukses membuatku memiliki ketertarikan yang lebih besar terhadap tarot ketimbang sebelum membaca buku ini.
Buku ini banyak sekali mengungkap tentang apa itu tarot dan semua hal yang berhubungan dengan tarot. Dari buku ini juga aku mengerti bahwa tarot jauh dari hal-hal yang bersifat klenik. Bahkan tarot bisa dikatakan salah satu bentuk aplikasi dari salah satu teori psikologi, yaitu tentang dunia ketidaksadaran seseorang yang diungkap oleh psikolog Jung.
Banyak sekali ilmu dan teori yang diungkap disini. Penulis memaparkan semua hal tentang tarot dengan jelas dan gamblang. Bagaimana tarot dengan segala symbol yang ada dalam kartu tarot. Arti dari tiap symbol dalam kartu tarot pun bisa bermacam-macam, dan bahkan tiap symbol bisa mempresentasikan arti lebih dari satu. Begitu juga ketika sebuah pertanyaan dilontarkan klien, maka symbol dari tarot pun memberikan jawaban yang bermacam pula. Bisa jadi kartu yang sama akan memberikan arti yang berbeda pada dua pertanyaan berbeda dalam dua kali pengocokan kartu. Penghadapan atau posisi kartu yang keluarpun juga sudah memberikan arti yang berbeda. Ketika kartu berposisi tegak maka pewacana akan membaca dan menginterpretasi kartu secara tegak, sedangkan jika kartu berada dalam posisi terbalik maka pewacana akan menginterpretasi dengan arti terbalik pula.
Berawal dari buku ini juga, membuat niatku bertambah untuk terus memperdalam pembacaan tarot. Saat ini aku banyak belajar bersama teman dan para ahli tarot di suatu komunitas. Aku banyak belajar tentang gimana baca tarot yang bener.
mungkin bacaan tarot ku belum sebagus orang-orang yang udah ahli dulu dalam dunia tarot, tapi aku pikir sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, jadi meskipun masih banyak salah, tapi aku tetep senang dan terus berlatih membaca. Dari tarot rasanya aku bisa membantu mempertajam instingq dan melatih kesabaran.
Buku ini membuka pikiran kita bahwa apa yang selama ini keluar dari kartu tarot yang direpresentasikan lewat symbol merupakan hasil perepresan kita yang ada dalam alam bawah sadar kita. Pewacana tarot bersama klien harus sama-sama memusatkan perhatian terhadap kartu tarot tersebut, agar penguasaan alam ditambah pikiran kita yang kemudian bersatu akan mengeluarkan kartu tarot dengan symbol yang sesuai dengan apa yang kita tanyakan. Untuk itulah diperlukan ketenangan dalam suasana dan pikiran dari klien juga pewacana tarot.
Buku ini juga membahas bahwa segalanya tidak ada yang kebetulan, semua berawal dari niat yang besar, insting serta sugesti yang kuat. Ketika niat dan ketertarikan kita besar maka semua akan berjalan lancar. Tuhan selalu menyediakan jodoh bagi tiap hambanya, jadi tak ada yang kebetulan. Seperti saya yang menemukan buku ini dan membuat niat saya akan tarot semakin besar.
Awal mula aku tertarik dengan tarot, ketika itu aku jalan-jalan ke suatu pusat perbelanjaan, dan bertemu dengan satu stan tarot. Aku liat dari design stan, alat-alat yang dipake sampe pewacana tarot yang sangat menarik. Dari situ lah akhirnya aku mulai cari-cari tentang seluk beluk tarot itu sendiri. Awalnya aku pikir tarot lebih menggunakan ilmu klenik yang berbau mistis, tapi setelah banyak baca buku dan aku menemukan satu buku yang menarik dengan judul “psikologi tarot”. Aku telah membaca buku ini dan sukses membuatku memiliki ketertarikan yang lebih besar terhadap tarot ketimbang sebelum membaca buku ini.
Buku ini banyak sekali mengungkap tentang apa itu tarot dan semua hal yang berhubungan dengan tarot. Dari buku ini juga aku mengerti bahwa tarot jauh dari hal-hal yang bersifat klenik. Bahkan tarot bisa dikatakan salah satu bentuk aplikasi dari salah satu teori psikologi, yaitu tentang dunia ketidaksadaran seseorang yang diungkap oleh psikolog Jung.
Banyak sekali ilmu dan teori yang diungkap disini. Penulis memaparkan semua hal tentang tarot dengan jelas dan gamblang. Bagaimana tarot dengan segala symbol yang ada dalam kartu tarot. Arti dari tiap symbol dalam kartu tarot pun bisa bermacam-macam, dan bahkan tiap symbol bisa mempresentasikan arti lebih dari satu. Begitu juga ketika sebuah pertanyaan dilontarkan klien, maka symbol dari tarot pun memberikan jawaban yang bermacam pula. Bisa jadi kartu yang sama akan memberikan arti yang berbeda pada dua pertanyaan berbeda dalam dua kali pengocokan kartu. Penghadapan atau posisi kartu yang keluarpun juga sudah memberikan arti yang berbeda. Ketika kartu berposisi tegak maka pewacana akan membaca dan menginterpretasi kartu secara tegak, sedangkan jika kartu berada dalam posisi terbalik maka pewacana akan menginterpretasi dengan arti terbalik pula.
Berawal dari buku ini juga, membuat niatku bertambah untuk terus memperdalam pembacaan tarot. Saat ini aku banyak belajar bersama teman dan para ahli tarot di suatu komunitas. Aku banyak belajar tentang gimana baca tarot yang bener.
mungkin bacaan tarot ku belum sebagus orang-orang yang udah ahli dulu dalam dunia tarot, tapi aku pikir sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, jadi meskipun masih banyak salah, tapi aku tetep senang dan terus berlatih membaca. Dari tarot rasanya aku bisa membantu mempertajam instingq dan melatih kesabaran.
Buku ini membuka pikiran kita bahwa apa yang selama ini keluar dari kartu tarot yang direpresentasikan lewat symbol merupakan hasil perepresan kita yang ada dalam alam bawah sadar kita. Pewacana tarot bersama klien harus sama-sama memusatkan perhatian terhadap kartu tarot tersebut, agar penguasaan alam ditambah pikiran kita yang kemudian bersatu akan mengeluarkan kartu tarot dengan symbol yang sesuai dengan apa yang kita tanyakan. Untuk itulah diperlukan ketenangan dalam suasana dan pikiran dari klien juga pewacana tarot.
Buku ini juga membahas bahwa segalanya tidak ada yang kebetulan, semua berawal dari niat yang besar, insting serta sugesti yang kuat. Ketika niat dan ketertarikan kita besar maka semua akan berjalan lancar. Tuhan selalu menyediakan jodoh bagi tiap hambanya, jadi tak ada yang kebetulan. Seperti saya yang menemukan buku ini dan membuat niat saya akan tarot semakin besar.
0 comments:
Posting Komentar