sms atau whatsapp Vito Buku 082119305818 / 085721490923
Rp. 44.000,-
Cinta hadir
mewarnai kehidupan manusia dalam berbagai bentuknya. Namun terkadang, manusia
lupa bagaimana seharusnya menyikapi rasa cinta yang sesuai dengan fitrah dan
koridor Islam sebagai agama paripurna.
Buku setebal 196
halaman ini berisi sekelumit hal yang berkaitan dengan cinta, pacaran, jomblo,
taaruf, dan menikah dalam dimensi Islam yang aman dan indah. Sesuai dengan
tagline-nya, menunda hati terikat sampai tiba akad, maka di dalam buku ini,
pembaca akan diajak memahami perbedaan yang tegas antara pacaran dari sudut
pandang definisi dan fenomena pada umumnya dengan “pacaran” dari sudut pandang
Islam.
Pada bab I yang
berjudul Mari Bicara Cinta, penulis memaparkan bentuk cinta yang terjadi pada
usia anak-anak, remaja dan dewasa. Pada usia anak-anak, cinta diibaratkan
permen yang manis, karena di mata anak-anak, cinta terwujud dalam bentuk kasih
sayang, perhatian, perlindungan dan rasa senang. Pada usia remaja, cinta mulai
diartikan sebagai ketertarikan kepada lawan jenis, yang terkadang menghadirkan
kegelisahan dan berbagai warna rasa yang
dialami oleh remaja saat dia jatuh cinta. Pada usia dewasa pula, cinta menjadi
lebih kompleks dan mulai memerhatikan segala aspek kehidupan termasuk komitmen
dan cita-cita menuju pernikahan. Bab ini ditutup dengan sub bab berjudul
Letakkan Cinta Pada Tempatnya, yaitu cinta yang semestinya didasarkan pada
aturan-aturan Allah.
Bab selanjutnya yang
berjudul Apa Itu Pacaran, akan memaparkan secara gamblang konsep pacaran dalam sudut
pandang islam, perbandingannya dengan pacaran dalam sudut pandang umum dan
secara tegas dikatakan pada bab ini, bahwa pacaran yang diperbolehkan bahkan
sangat dianjurkan dalam islam, adalah pacaran antara dua orang yang sudah
terikat tali pernikahan. Di luar itu, hukum pacaran adalah haram. Oleh sebab
itu, bab ini pun ditutup dengan tips-tips jitu menjaga diri untuk tidak pacaran.
Bab berikutnya
pula akan memaparkan fenomena zaman pacaran dewasa ini, diantaranya tentang
kebiasaan melakukan antar jemput, saling menelpon, menunjukkan kemesraan di
media sosial, rasa cemburu, hubungan yang putus sambung, PHP (pemberi harapan
palsu), dan sebagainya. Mengiringi berbagai fenomena ini, penulis akan mengajak
pembaca untuk memahami bahwa semua hal-hal tersebut hanya mendatangkan
konsekuensi negatif bagi pelakunya. Dan bab ini pun ditutup secara lugas dengan
membagi tips-tips untuk menguatkan pendirian di tengah arus zaman pacaran.
Sebuah quote
menarik terselip pada bab Menunda Pacaran : “Jika ada seribu alasan untuk
menunda menikah, mengapa tidak dengan menunda pacaran?”
Sesuai quote
tersebut, tulisan pada bab ini akan menjelaskan alasan untuk menunda pacaran
hingga saatnya terikat akad, juga mengajak pembaca khususnya yang masih single
untuk mendaftarkan kriteria calon suami / istri idaman.
Pada bab
berikutnya yang berjudul Jomblo Kuat, Sehat & Bermanfaat, penulis berusaha
merubah paradigma bahwa jomblo adalah sebuah cara dan tahapan dalam hidup,
bahkan status, dan orang yang masih jomblo tak seharusnya merasa malu atau
minder, karena jomblo bukanlah aib.
Tips-tips
menjaga hati turut disajikan pada bab selanjutnya yang berjudul Hati-hati
dengan Hati, diantaranya dengan mengenal hati kita sendiri, berusaha
menghindari penyakit hati, apa yang harus dilakukan saat jatuh hati dan
bagaimana pula menjaga hati dari patah hati.
Bahasan ini
relevan dengan bahasan pada bab berikutnya yang berjudul Galau? Gak lah Yaw! Di
mana penulis membagi tips-tips anti galau termasuk kegalauan yang dialami
orang-orang yang belum menemukan jodoh.
Tiga bab
terakhir akan memperbincangkan tentang Taaruf, Ridho orang tua dan Nikah. Pada Bab Taaruf akan dijelaskan
langkah-langkah taaruf, dilanjutkan dengan pembahasan akan pentingnya ridho
orang tua bagi mempermudah suatu urusan dalam bab Ridho Orang Tua.
Dan pada bab
penutup yang berjudul Nikah, Yuk Ah, penulis menyajikan berbagai jenis
pernikahan, mulai dari menikah yang diwajibkan, disunatkan, dibolehkan hingga
yang diharamkan, serta manfaat dan kebahagiaan yang akan dirasakan oleh orang
yang sudah menikah.
Buku ini
dituturkan dengan bahasa yang ringan, mengalir, diselingi kalimat-kalimat humor
juga quote-quote menarik, hingga sangat cocok untuk segmentasi pembaca awam
baik yang berusia remaja maupun dewasa.
Turut diselipkan pula beberapa ilustrasi gambar pada setiap babnya untuk
memperindah tampilan, meski pada sebagian gambarnya, desainnya terkesan rada
jadul.
Beberapa bahasan
dalam buku ini memang masih berputar pada ide-ide dan tema yang sudah ada,
seperti pada pembahasan tentang pacaran dalam konteks Islam, menjaga hati dan
proses taaruf. Hanya saja untuk menyesuaikan dengan konteks kekinian, terdapat
beberapa bab yang relevan dengan situasi dan istilah-istilah yang muncul di
masa kini, contohnya yang membahas tentang jomblo, galau, disertai
contoh-contoh pergaulan antar lawan jenis yang dilakukan via media sosial.
Mungkin, akan
lebih lengkap kiranya jika buku ini juga memuat sub bab yang bersandar pada
surat An-Nur ayat 26 yang artinya : “ Wanita-wanita yang tidak baik untuk
laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita
yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang
baik untuk wanita yang baik.”
Jadi di sini bisa dijelaskan, bahwa
mendapatkan jodoh yang baik tidak cukup hanya sekedar diimpikan dan didoakan,
tetapi juga harus diupayakan, dan salah satu langkahnya adalah dengan memproses
diri sendiri menjadi individu yang baik agar layak mendapatkan jodoh yang baik
pula.
Buku ini sangat
cocok dibaca para remaja untuk memahami bagaimana memaknai cinta secara tepat sesuai
ajaran Islami, bagi para dewasa muda yang belum menemukan pasangan hidup, juga
panduan bagi para orang tua yang berusaha menanamkan konsep islami dalam
pergaulan pada anak-anak usia remajanya.
0 comments:
Posting Komentar