Judul Buku : Anak Semua Bangsa
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Harga : 90.000
Kehadiran roman sejarah ini, bukan saja dimaksudkan untuk
mengisi sebuah episode berbangsa yang berada di titik persalinan yang pelik dan
menentukan, namun juga mengisi isu kesusastraan yang sangat minim menggarap
periode pelik ini. Karena itu hadirnya roman ini memberi bacaan alternatif
kepada kita untuk melihat jalan dan gelombang sejarah secara lain dan dari
sisinya yang berbeda.
Tetralogi ini dibagi dalam format empat buku. Pembagian ini
bisa juga kita artikan sebagai pembelahan pergerakan yang hadir dalam beberapa
periode.
Roman kedua Tetralogi, Anak Semua Bangsa, adalah periode
observasi atau turun ke bawah mencari serangkaian spirit lapangan dan kehidupan
arus bawah pribumi yang tak berdaya melawan kekuatan raksasa Eropa. Di titik
ini Minke diperhadapkan antara kekaguman yang melimpah-limpah pada peradaban
Eropa dan kenyataan selingkungan bangsanya yang kerdil. Sepotong perjalanannya
ke Tulangan Sidoarjo dan pertemuannya dengan Khouw Ah Soe, seorang aktivis
pergerakan Tionghoa, korespondensinya dengan keluarga Dela Croix (Sarah,
Miriam, Herbert), teman Eropanya yang liberal, dan petuah-petuah Nyai
Ontosoroh, nertua sekaligus guru agungnya, kesadaran Minke tergugat, tergurah,
dan tergugah, bahwa ia adalah bayi semua bangsa dari segala jaman yang harus menulis
dalam bahasa bangsanya (Melayu) dan berbuat untuk manusia-manusia bangsanya.
0 comments:
Posting Komentar