DANUR
Penulis : Risa Sarasvati |
sms atau whatsapp Vito Buku 085721490923
Tak mudah melalui fase kehidupan
yang cukup rumit dengan usia yang rasanya belum mampu menghadapi serangkaian
peristiwa tidak biasa, tak mudah menjalani hidup sebagai anak-anak normal jika
semua yang kuanggap normal ternyata hal-hal tidak normal.
Kuanggap tembok adalah benda hidup, sama seperti kalian.. teman-teman yang bisa kuajak berinteraksi untuk mendiskusikan apapun yang kuanggap penting. Kuanggap pohon adalah mahluk bergerak yang setiap saat bisa saja kumintai bantuan, yang setiap saat ikut bergerak saat kumelangkah, dan setiap saat melihat apa yang akan kulakukan..mencermati isi kepalaku.
Kuanggap tembok adalah benda hidup, sama seperti kalian.. teman-teman yang bisa kuajak berinteraksi untuk mendiskusikan apapun yang kuanggap penting. Kuanggap pohon adalah mahluk bergerak yang setiap saat bisa saja kumintai bantuan, yang setiap saat ikut bergerak saat kumelangkah, dan setiap saat melihat apa yang akan kulakukan..mencermati isi kepalaku.
Tubuhku begitu kecil saat kutahu
kelima sahabatku ternyata onggokan belulang manusia tanpa kepala yang jelas
jauh berbeda denganku yang masih bisa berdiri tegap, melangkah bebas, menapaki
tanah, dan nyata untuk diraba. Bukan takut yang menyergap, perasaan iba muncul
ke permukaan melebihi apapun yang pernah kurasakan terhadap mahkluk-mahkluk
sepertiku.
Aku masih belia ketika akhirnya
kelimanya pergi meninggalkanku sendiri ditengah bau Danur yang semakin mengusik
hari-hariku. Kalian tahu apa itu Danur? Danur adalah air yang muncul dari jasad
mahkluk hidup yang telah mati dan membusuk. Kututup penciumanku, kututup
mataku, kututup hatiku untuk Danur-Danur baru yang muncul sepeninggal mereka.
Berjuang menyeimbangkan langkah agar
tetap merasa normal hingga akhirnya kutemukan cara agar semuanya terasa
baik-baik saja. Tak selamanya Danur itu menyengat dan membuatku lunglai, kelima
sahabatku pergi… namun segala sesuatunya selalu sama, kepergian mereka
mendatangkan sahabat-sahabat baru untukku. Pengalaman-pengalaman baru,
kisah-kisah baru. Drama… selalu dipenuhi drama.
Telah kubuka gerbang dialog antara
aku dan dunia mereka, telah kurangkai kisah-kisah baru. Penciumanku tetap
tertutup rapat, namun kini telinga, mata, hati, dan pikiranku terbuka lebar
untuk mereka..
Tak selamanya Danur itu menjijikkan…
Karena kini aku bisa mencium banyak
wewangian yang muncul karenanya…
Peter, William, Hans, Hendrick, Janshen, Samantha, Jane, Ardiah, Edwin, Teddy, Sarah, Elizabeth, Kasih… adalah beberapa tokoh dari sekian banyak sahabat di proses hidupku hingga kini…
Peter, William, Hans, Hendrick, Janshen, Samantha, Jane, Ardiah, Edwin, Teddy, Sarah, Elizabeth, Kasih… adalah beberapa tokoh dari sekian banyak sahabat di proses hidupku hingga kini…
Cerita tentang mereka kurangkum
dalam sebuah karya yang kuberi nama, “Danur”.
0 comments:
Posting Komentar