Sabtu, 21 Juni 2014

Tarot Psikologi

sms atau whatsapp Vito Buku 085721490923 / 082119305818
Harga :Rp. 30.000,-

Masih banyak diantara kita yang masih menilai bahwa ilmu Psikologi adalah mata pelajaran yang bersifat empirik. Dengan kata lain semua penjabaran dan penjelasan dibalik teori yang diterima haruslah didasari pada vadilasi metode ilmiah yang baku, dimana korelasi dan variablenya haruslah terukur serta tertata. Dengan demikian fokus dari bidang ini berada pada tingkat kesadaran manusia (consious), sehingga ketika kita membahas dibawah kesadaran manusia (subconsious) akan menjadi sulit di diterima oleh masyarakat luas.
Walau sebagian pakar psikologi seperti Freud dan Jung membahas tentang pikiran bawah sadar. Namun ketika teori-teori tersebut dibahas, hampir selalu ada catatan diakhirnya karna memiliki kelemahan dalam pembuktian empiris, dimana dalam pembahasannya berhubungan dengan pikiran bawah sadar. Sementara disisi lain minat akan teori ekplorasi bawah sadar sangatlah meluas, terutama kajian-kajian teori Jung dengan fenomena Tao, I-Ching bahkan Tarot.
Untuk mengkaji salah satu bahasan Jung, maka Tarot dapat digunakan sebagai media untuk melihat, mengenali dan menganalisa dalam pendekatan proses konseling. Dan bila terlatih dapat membantu klien menemukan jati-dirinya melalui pembacaan kartu Tarot.
Saya memulai tulisan ini dengan: “Apa Tarot Psikologi Tarot itu ?”. dan ; “Apa yang bisa menghubungkan ekspolasi bawah sadar dengan konseling-konseling kepribadian ?”. Didalam kehidupan manusia kita tentu mengenal pola depresi, tertekan dan stres, dimana pikiran bawah sadar menunjukkan eksistensi pengaruhnya untuk menekan pikiran sadar manusia. Adalah Sigmund Freud, sebagai peletak ilmu jiwa dan tinjauan psikoanalisa yang menguraikan tentang bawah sadar sebagai sesuatu yang personal atau ketidak-sadaran personal. Tetapi disisi lain kita juga mengenal bawah sadar atau ketidak-sadaran kolektif yang dipaparkan oleh Carl Gustav Jung.
Jung meyakini bahwa semua jiwa manusia terhubung dengan ketidak-sadaran kolektif. Dan ini memiliki kekuatan tersendiri dalam pola-pola kehidupan sepanjang masa, sehingga kita diajarkan untuk melihat peran kita dan terus berupaya untuk mencapai hasil serta melepaskan hal-hal yang tidak menguntungkan. Dengan demikian kita segera memasuki kesadaran pada ketidak-sadaran untuk bisa mencapai pemahaman atas diri kita sendiri yaitu, dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.
Jadi, sama saja ketika kita mempelajari kartu Rorschach dalam mata kuliah Psikologi dan mewacanakannya maka, seperti itulah tentang kartu Tarot diapresiasikan, walau memang ada perbedaan dalam kualifikasinya. Sama halnya dengan adanya perbedaan kualifikasi antara penguasaan Rorschach terhadap TAT, Wartegg, DAM, BAUM dan alat test gambar lainnya. Sehingga pemahaman terhadap Tarot dapat dibuktikan dengan konsep-konsep keilmiahan yang seharusnya kita pahami sebagai bagian dari ilmu kejiwaan, walau kita masih membutuhkan kajian dan penelitian yang lebih mendalam lagi.
Selanjutnya, saya menjabarkan kembali bahwa Kartu Tarot berjumlah seluruhnya sebanyak 78 kartu yang dibagi menjadi dua bagian utama: yaitu Arcana Mayor dan Arcana Minor (Arcana diambil dari kata Arcanum yang berarti “rahasia yang mendalam.” . Mayor berarti besar sedangkan Minor berarti kecil). Arcanum itu adalah sebuah konsep tentang kerahasiaan alam, oleh karena itu dalam Tarot bisa diistilahkan memasuki dunia kerahasiaan alam semesta dan menjelaskan kembali konsep-konsep ‘kerahasiaan’ tersebut dengan logika.
Sementara Arcana Mayor berjumlah 22 kartu yang dimulai dari tulisan angka 0 sampai 21, selalu diberi judul mulai dari ‘si Dungu’, ‘sang Pesulap’ sampai ‘Bumi’. Kartu ini pada umumnya bergambar representasi sebuah kekuatan kosmik seperti Maut, Keadilan, Kekuatan, dan seterusnya, serta berisi pola dasar simbolisme berbagai sikap. kepribadian, karakter atau opsesi. Sedangkan 56 kartu Arcana Minor dibagi dibagi menjadi 16 kartu Pengadilan / Kerajaan yang terdiri dari seorang Raja, seorang Ratu, seorang Perwira, dan Pembantu untuk masing-masing komponen. Dari 56 kartu Arcana Minor terbagi juga pada 4 bagian utama dengan simbol Pedang, Tongkat, Koin dan Piala, sedangkan lainnya hanya diberi tanda nomor dari 10 sampai kartu As (satu) pada masing-masing komponen pula.
Kartu Pedang merupakan simbol pikiran-pikiran, ide-ide, keyakinan-keyakinan kita dan bila diihubungkan dengan psikologi Jung, kartu Pedang mewakili tipe pikiran (thinking). Kartu Cawan mewakili perasaan-perasaan dan emosi-emosi kita, pada psikologi Jung, ia merupakan tipe perasaan (feeling). Kartu Tongkat merupakan simbol intuisi, bakat, daya hidup, kehendak kita.dan ini dalam psikologi Jung merupakan tipe intuisi (intuiting). Kartu Koin menyimbolkan kehidupan praktis kita sehari-hari, yang oleh psikologi Jung adalah penginderaan kita (sensing).
Penggunaan Tarot bukanlah menggunakan prinsip random, tetapi menggunakan asas Sinkronisitas (Synchonicity). Sinkronisitas mengendalilkan bahwa segala sesuatu sangat berhubungan dengan sesuatu yang lain, karna dengan adanya koneksi di dalam ketidak-sadaran kolektif. Sehingga ketika kita memainkan peranan sebagai pewacana Tarot dan mengeksplorasi pikiran bawah sadar sebenarnya kita melakukan interaksi melalui ketidak-sadaran kolektif, dengan demikian apa yang muncul dalam bentuk gambar kartu bukanlah sebuah kebetulan, tetapi sebuah konsep ketidak-sadaran kolektif dari cerita, legenda dan kisah terdahulu. Maka tidak heran saya sering menerima pertanyaan : “ Kok, tau apa yang sedang saya (klien) rasakan ?”. Ya, sesungguhnya synchronicity itu ada dan kartu tarot secara akurat memotret psike kita meskipun kita tidak dapat melihat hubungannya.
Hubungan konseling Tarot Psikologi dengan Hypnosis Terapan
Bagaimana pola konseling dengan Tarot sebagai media mencari akar masalah, menganalisa dan memberikan perpektif tindakan dengan Hypnosis sebagai pola penyembuhan dan therapy ?. Maka saya memberikan pemahaman bahwa sesungguhnya antar Tarot dan Hypnosis memiliki pola yang sama yaitu memampuan kita mengeksplorasi pikiran bawah sadar (subconciuous), hanya berbeda dalam teknik dan penjabarannya. Bila Tarot dipergunakan untuk media mengungkap “sesuatu” yang ada dalam diri kita, sedangkan Hypnosis lebih pada sebuah tindakan (terapan) untuk menjadikan kita (klien) bahagia, termotivasi, siap menghadapi tantangan hidup dll.
Dalam penjabaran selanjutnya saya juga menulis, bagaimana pola dan cara kerja hypnosis sebagai bagian terapinya. Mulai dari Pre Induksi, Tes Sugestivitas, Induksi, dan Awakening. Walau tidak selengkap ketika kita belajar Seni Hypnosis secara menyeluruh, tetapi setidak-tidaknya saya mengambil bagian penting untuk pola yang disesuaikan dengan simbol Tarot yang nantinya menjadi pokok bahasan pada proses terapi selanjutnya.
Penutup
Pada bab-bab terakhir dari buku : TAROT PSIKOLOGI – menemukan jati diri, konseling dan Hypnosis Terapan, dimana saya telah memperkenalkan sisi lain dari pola konseling-konseling Tarot dan Hypnosis yang sering saya lakukan. Maka saya juga menulis skrip Hypnosis dan beberapa teknik tebaran kartu Tarot sebagai alat bantu menemukan diri (self) dengan menggunakan panduan psikologi’
Bagi mereka yang berminat untuk mempelajari dan menjelajah alam ketidak-sadaran manusia, yang selama ini di Indonesia tampaknya kurang menimbulkan minat, semoga buku ini dapat menjadi pemicu untuk mempelajari fenomena ini lebih jauh. Bagi yang meragukan kebenaran empirisnya, buku ini juga dapat dianggap sebagai perangsang dan pemicu untuk mengadakan studi lebih jauh dengan melibatkan berbagai variabel psikologis lain yang kita duga memiliki kaitan-kaitan dengannya.
Bagi mereka yang awam dengan kartu Tarot, tetap dapat menggunakannya setelah mengetahui dan mempelajari pola kerjanya. Pengetahuan dalam buku ini, selain dapat digunakan untuk pengembangan diri pribadi, juga dapat dipakai untuk membantu yang lain yang membutuhkannya melalui proses konseling Tarot dan Hypnosis. Kunci ketrampilan menggunakannya terletak pada jam terbang seseorang dalam mempraktekkan penggunaan kartu ini berikut penguasaan materi mengenai arti dari tiap-tiap kartu yang muncul. Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan keberanian untuk memulainya.
Semoga buku dan tulisan ini membawa pesan bahwa penemuan self (diri sendiri) akan makin meluaskan kesadaran seseorang, membawanya pada pertumbuhan spiritual yang lebih tinggi, serta sekaligus membuatnya dapat mengintegrasikan berbagai self yang saling bertentangan, kekuatan dan kelemahannya, aspek positif dan negatifnya, aspek diri maskulin dan femininnya. Semoga pula buku ini memberikan aspek positif bagi pertumbuhan diri seseorang secara utuh dan memberikan “cap” yang obyektif terhadap hadirnya ilmu Tarot dan Hypnosis.
REVIEW
Awal mula aku tertarik dengan tarot, ketika itu aku jalan-jalan ke suatu pusat perbelanjaan, dan bertemu dengan satu stan tarot. Aku liat dari design stan, alat-alat yang dipake sampe pewacana tarot yang sangat menarik. Dari situ lah akhirnya aku mulai cari-cari tentang seluk beluk tarot itu sendiri. Awalnya aku pikir tarot lebih menggunakan ilmu klenik yang berbau mistis, tapi setelah banyak baca buku dan aku menemukan satu buku yang menarik dengan judul “psikologi tarot”. Aku telah membaca buku ini dan sukses membuatku memiliki ketertarikan yang lebih besar terhadap tarot ketimbang sebelum membaca buku ini.
Buku ini banyak sekali mengungkap tentang apa itu tarot dan semua hal yang berhubungan dengan tarot. Dari buku ini juga aku mengerti bahwa tarot jauh dari hal-hal yang bersifat klenik. Bahkan tarot bisa dikatakan salah satu bentuk aplikasi dari salah satu teori psikologi, yaitu tentang dunia ketidaksadaran seseorang yang diungkap oleh psikolog Jung.
Banyak sekali ilmu dan teori yang diungkap disini. Penulis memaparkan semua hal tentang tarot dengan jelas dan gamblang. Bagaimana tarot dengan segala symbol yang ada dalam kartu tarot. Arti dari tiap symbol dalam kartu tarot pun bisa bermacam-macam, dan bahkan tiap symbol bisa mempresentasikan arti lebih dari satu. Begitu juga ketika sebuah pertanyaan dilontarkan klien, maka symbol dari tarot pun memberikan jawaban yang bermacam pula. Bisa jadi kartu yang sama akan memberikan arti yang berbeda pada dua pertanyaan berbeda dalam dua kali pengocokan kartu. Penghadapan atau posisi kartu yang keluarpun juga sudah memberikan arti yang berbeda. Ketika kartu berposisi tegak maka pewacana akan membaca dan menginterpretasi kartu secara tegak, sedangkan jika kartu berada dalam posisi terbalik maka pewacana akan menginterpretasi dengan arti terbalik pula.
Berawal dari buku ini juga, membuat niatku bertambah untuk terus memperdalam pembacaan tarot. Saat ini aku banyak belajar bersama teman dan para ahli tarot di suatu komunitas. Aku banyak belajar tentang gimana baca tarot yang bener.
mungkin bacaan tarot ku belum sebagus orang-orang yang udah ahli dulu dalam dunia tarot, tapi aku pikir sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, jadi meskipun masih banyak salah, tapi aku tetep senang dan terus berlatih membaca. Dari tarot rasanya aku bisa membantu mempertajam instingq dan melatih kesabaran.
Buku ini membuka pikiran kita bahwa apa yang selama ini keluar dari kartu tarot yang direpresentasikan lewat symbol merupakan hasil perepresan kita yang ada dalam alam bawah sadar kita. Pewacana tarot bersama klien harus sama-sama memusatkan perhatian terhadap kartu tarot tersebut, agar penguasaan alam ditambah pikiran kita yang kemudian bersatu akan mengeluarkan kartu tarot dengan symbol yang sesuai dengan apa yang kita tanyakan. Untuk itulah diperlukan ketenangan dalam suasana dan pikiran dari klien juga pewacana tarot.
Buku ini juga membahas bahwa segalanya tidak ada yang kebetulan, semua berawal dari niat yang besar, insting serta sugesti yang kuat. Ketika niat dan ketertarikan kita besar maka semua akan berjalan lancar. Tuhan selalu menyediakan jodoh bagi tiap hambanya, jadi tak ada yang kebetulan. Seperti saya yang menemukan buku ini dan membuat niat saya akan tarot semakin besar.

0 comments:

Posting Komentar